Penyakit influensa unggas (avian influenza), atau lebih dikenal sebagai
“wabah flu burung”, pertama kali dilaporkan pada tahun 1878 sebagai wabah yang
menjangkiti ayam dan burung di Italia (Perroncito, 1878), yang disebut juga sebagai
“Penyakit Lombardia” mengikuti nama sebuah daerah lembah di hulu sungai Po.
Meskipun di tahun 1901 Centanini dan Savonucci berhasil mengidentikfikasi
organisme mikro yang menjadi penyebab penyakit tersebut, baru di tahun 1955
Schafer dapat menunjukkan ciri-ciri organisme itu sebagai virus influensa A
(Schafer, 1955). Dalam penjamu alami yang menjadi reservoir virus flu burung,
yaitu burung-burung liar, infeksi yang terjadi biasanya berlangsung tanpa gejala
(asimtomatik) karena virus influensa A itu dari jenis yang berpatogenisitas rendah
dan hidup bersama secara seimbang dengan penjamu-penjamu tersebut (Webster,
1992, Alexander, 2000).
Ketika turunan (strain) virus influensa unggas berpatogenisitas rendah
(Low Pathogenic Avian Influenza Virus, LPAIV) ditularkan dari unggas “resorvoir”
ke ternak unggas yang rentan, seperti ayam dan kalkun (sebuah pijakan untuk
penularan lintas spesies!), pada umumnya hewan-hewan itu hanya menunjukkan
gejala-gejala yang ringan. Tetapi ketika spesies unggas tersebut menjadi sebab dari
terjadinya beberapa siklus penularan, turunan (strain) virus tersebut dapat
mengalami serangkaian mutasi yang beradaptasi dengan penjamunya yang baru.
Virus influensa A subtipe H5 dan H7 bukan saja mengalami fase adaptasi dengan
penjamu tetapi dapat pula berubah secara meloncat melalui mutasi insersi menjadi
bentuk yang sangat patogen (Hinghly Pathogenic Avian Influenza Virus, HPAIV),
yang mampu menimbulkan penyakit sistemik yang ganas dan mematikan secara
cepat. Virus jenis HPAI tersebut dapat muncul secara tidak terduga dan sebagai tipe
yang sama sekali baru (de novo) dalam unggas yang terkena infeksi oleh progenitor
LPAI dari jenis subtipe H5 dan H7.
Infeksi oleh virus HPAI pada unggas ditandai dengan gejala yang
mendadak, berat dan berlangsung singkat, dengan mortalitas mendekati 100% pada
spesies yang rentan. Akibat kerugian ekonomis yang sangat besar terhadap industri
ternak unggas, HPAI mendapat perhatian yang sangat besar di kalangan kedokteran
hewan dunia dan segera diberlakukan sebagai penyakit yang wajib segera
dilaporkan kepada pihak yang berwenang. Karena potensinya untuk dapat
menurunkan HPAIV, penyakit LPAI dari subtipe H5 dan H7 juga dikenakan wajib
dilaporkan (OIE 2005). Sebelum tahun 1997, HPAI merupakan penyakit yang
sangat jarang terjadi, dengan hanya ada 24 kejadian primer yang dicatat di seluruh
dunia sejak tahun 1950-an (Lihat tabel 1).
Tetapi akhir-akhir ini influensa unggas memperoleh perhatian dunia ketika
ditemukan ada strain (turunan) dari subtipe H5N1 yang sangat patogen, yang
mungkin sudah muncul di China Selatan sebelum tahun 1997, menyerang ternak
unggas di seluruh Asia Tenggara dan secara tidak terduga melintasi batas antar
kelas (Perkins daan Swayne, 2003) ketika terjadi penularan dari burung ke mamalia
“wabah flu burung”, pertama kali dilaporkan pada tahun 1878 sebagai wabah yang
menjangkiti ayam dan burung di Italia (Perroncito, 1878), yang disebut juga sebagai
“Penyakit Lombardia” mengikuti nama sebuah daerah lembah di hulu sungai Po.
Meskipun di tahun 1901 Centanini dan Savonucci berhasil mengidentikfikasi
organisme mikro yang menjadi penyebab penyakit tersebut, baru di tahun 1955
Schafer dapat menunjukkan ciri-ciri organisme itu sebagai virus influensa A
(Schafer, 1955). Dalam penjamu alami yang menjadi reservoir virus flu burung,
yaitu burung-burung liar, infeksi yang terjadi biasanya berlangsung tanpa gejala
(asimtomatik) karena virus influensa A itu dari jenis yang berpatogenisitas rendah
dan hidup bersama secara seimbang dengan penjamu-penjamu tersebut (Webster,
1992, Alexander, 2000).
Ketika turunan (strain) virus influensa unggas berpatogenisitas rendah
(Low Pathogenic Avian Influenza Virus, LPAIV) ditularkan dari unggas “resorvoir”
ke ternak unggas yang rentan, seperti ayam dan kalkun (sebuah pijakan untuk
penularan lintas spesies!), pada umumnya hewan-hewan itu hanya menunjukkan
gejala-gejala yang ringan. Tetapi ketika spesies unggas tersebut menjadi sebab dari
terjadinya beberapa siklus penularan, turunan (strain) virus tersebut dapat
mengalami serangkaian mutasi yang beradaptasi dengan penjamunya yang baru.
Virus influensa A subtipe H5 dan H7 bukan saja mengalami fase adaptasi dengan
penjamu tetapi dapat pula berubah secara meloncat melalui mutasi insersi menjadi
bentuk yang sangat patogen (Hinghly Pathogenic Avian Influenza Virus, HPAIV),
yang mampu menimbulkan penyakit sistemik yang ganas dan mematikan secara
cepat. Virus jenis HPAI tersebut dapat muncul secara tidak terduga dan sebagai tipe
yang sama sekali baru (de novo) dalam unggas yang terkena infeksi oleh progenitor
LPAI dari jenis subtipe H5 dan H7.
Infeksi oleh virus HPAI pada unggas ditandai dengan gejala yang
mendadak, berat dan berlangsung singkat, dengan mortalitas mendekati 100% pada
spesies yang rentan. Akibat kerugian ekonomis yang sangat besar terhadap industri
ternak unggas, HPAI mendapat perhatian yang sangat besar di kalangan kedokteran
hewan dunia dan segera diberlakukan sebagai penyakit yang wajib segera
dilaporkan kepada pihak yang berwenang. Karena potensinya untuk dapat
menurunkan HPAIV, penyakit LPAI dari subtipe H5 dan H7 juga dikenakan wajib
dilaporkan (OIE 2005). Sebelum tahun 1997, HPAI merupakan penyakit yang
sangat jarang terjadi, dengan hanya ada 24 kejadian primer yang dicatat di seluruh
dunia sejak tahun 1950-an (Lihat tabel 1).
Tetapi akhir-akhir ini influensa unggas memperoleh perhatian dunia ketika
ditemukan ada strain (turunan) dari subtipe H5N1 yang sangat patogen, yang
mungkin sudah muncul di China Selatan sebelum tahun 1997, menyerang ternak
unggas di seluruh Asia Tenggara dan secara tidak terduga melintasi batas antar
kelas (Perkins daan Swayne, 2003) ketika terjadi penularan dari burung ke mamalia
Tabel 1: Kejadian wabah influensa unggas yang sangat patogen di masa lalu di dunia
Tahun Negara/Wilayah Unggas peliharaan
yang terkena
Strain
1959 Skotlandia 2 kelompok ayam
(dilaporkan)
A/ayam/Skotlandia/59 (H5N1)
1963 Inggeris 29.000 ekor ternak
kalkun
A/kalkun/Inggeris/63 (H7N3)
1966 Ontario
(Kanada)
8.100 ekor ternak kalkun A/kalkun/Ontario/7732/66
(H5N9)
1976 Victoria
(Australia)
25.000 ayam petelur,
17.000 ayam broiler
16.000 bebek
A/ayam/Victoria/76 (H7N7)
1979 Jerman 1 kelompok yang terdiri
dari 600.000 ayam,
80 ekor angsa
A/ayam/Jerman/79 (H7N7)
1979 Inggeris 3 perusahaan peternak
kalkun (jumlah unggas
yang terkena tidak
dilaporkan)
A/kalkun/Inggeris/199/79
(H7N7)
1983-
1985
Pennsylvania
(AS)*
17 juta unggas dalam
452 kelompok; sebagian
besar ayam atau kalkun,
dan beberapa burung
puyuh dan burung liar
A/atam/Pennsylvania/1370/83
(H5N2)
1983 Irlandia 800 kalkun pedaging
mati; 8640 kalkun,
28.020 ayam, 270.000
bebek dimusnahkan
A/kalkun/Irlandia/1378/83
(H5N8)
1985 Victoria
(Australia)
24.000 perbenihan
ayam broiler, 27.000
ayam petelur, 69.000
ayam broiler, 118.418
ayam dari berbagai jenis
A/ayam/Victoria/85 (H7N7)
1991 Inggeris 8.000 kalkun A/kalkun/Inggeris/50-92/91
(H5N1)
1992 Victoria
(Australia)
12.700 perbenihan
broiler, 5.700 bebek
A/ayam/Victoria/1/92 (H7N3)
1994 Queensland
(Australia)
22.000 ayam petelur A/ayam/Queensland/667-6/94
(H7N3)
1994-
1005
Meksiko* Data tentang jumlah
unggas yang terkena
tidak ada, 360 kelompok
ayam dimusnahkan
A/ayam/Puebla/8623-607/94
(H5N2)
1994 Pakistan* 3,2 juta ayam broiler dan
perbenihan broiler
A/ayam/Pakistan/447/95 (H7N3)
VIRUS PENYEBAB 3
1997 Hong Kong
(China)
1,4 juta ayam dan
sejumlah unggas
peliharaan
A/ayam/Hong Kong/220/97
(H5N1)
1997 New South
Wales (Australia)
128.000 benih ayam
broiler, 33.000 ayam
broiler,261 emu
A/ayam/New South Wales
/1651/97 (H7N4)
1997 Italia Sekitar 6.000 ayam,
kalkun, bebek, merpati,
merak, dan berbagai
unggas liar
A/ayam/Italia/330/97 (H5N2)
1992-
2000
Italia* 413 peternakan, sekitar
14 juta unggas
A/kalkun/Italia/99 (H7N1)
2002-
2005
Asia Tenggara* China, Hong Kong,
Indonesia, jepang,
Kampuchea, Laos,
Malaysia, Korea,
Thailand, Vietnam,
diperkirakan 150 juta
unggas
A/ayam/Asia Timur/2003-2005
(H5N1)
2002 Chile A/ayam/Chile/2002 (H7N3)
2003 Belanda* Belanda: 255
peternakan, 30 juta
unggas
Belgia: 8 peternakan, 3
juta unggas;
Jerman: 1 peternakan,
80.000 ayam broiler
A/ayam/Belanda/2003 (H7N7)
2004 Kanada (B.C.)* 53 kelompok, 17 juta
ayam
A/ayam/kanada-BC/2004
(H7N3)
2004 Amerika Serikat
(TX)
6.600 ayam broiler A/ayam/USA-TX/2004 (H5N2)
2004 Afrika Selatan 23.000 burung onta,
5000 ayam
A/burung onta/Afrika S/ 2004
(H5N2)
1Dimodifikasikan dari Capua dan Mutinelli, 2001
*Wabah dengan penjalaran yang cukup luas mengenai berbagai peternakan, mengakibatkan
kerugian ekonomi yang sangat besar. Sebagian besar wabah lainnya bersifat terbatas atau
tidak menjalar dari peternakan yang (dilaporkan) terkena..
Tahun Negara/Wilayah Unggas peliharaan
yang terkena
Strain
1959 Skotlandia 2 kelompok ayam
(dilaporkan)
A/ayam/Skotlandia/59 (H5N1)
1963 Inggeris 29.000 ekor ternak
kalkun
A/kalkun/Inggeris/63 (H7N3)
1966 Ontario
(Kanada)
8.100 ekor ternak kalkun A/kalkun/Ontario/7732/66
(H5N9)
1976 Victoria
(Australia)
25.000 ayam petelur,
17.000 ayam broiler
16.000 bebek
A/ayam/Victoria/76 (H7N7)
1979 Jerman 1 kelompok yang terdiri
dari 600.000 ayam,
80 ekor angsa
A/ayam/Jerman/79 (H7N7)
1979 Inggeris 3 perusahaan peternak
kalkun (jumlah unggas
yang terkena tidak
dilaporkan)
A/kalkun/Inggeris/199/79
(H7N7)
1983-
1985
Pennsylvania
(AS)*
17 juta unggas dalam
452 kelompok; sebagian
besar ayam atau kalkun,
dan beberapa burung
puyuh dan burung liar
A/atam/Pennsylvania/1370/83
(H5N2)
1983 Irlandia 800 kalkun pedaging
mati; 8640 kalkun,
28.020 ayam, 270.000
bebek dimusnahkan
A/kalkun/Irlandia/1378/83
(H5N8)
1985 Victoria
(Australia)
24.000 perbenihan
ayam broiler, 27.000
ayam petelur, 69.000
ayam broiler, 118.418
ayam dari berbagai jenis
A/ayam/Victoria/85 (H7N7)
1991 Inggeris 8.000 kalkun A/kalkun/Inggeris/50-92/91
(H5N1)
1992 Victoria
(Australia)
12.700 perbenihan
broiler, 5.700 bebek
A/ayam/Victoria/1/92 (H7N3)
1994 Queensland
(Australia)
22.000 ayam petelur A/ayam/Queensland/667-6/94
(H7N3)
1994-
1005
Meksiko* Data tentang jumlah
unggas yang terkena
tidak ada, 360 kelompok
ayam dimusnahkan
A/ayam/Puebla/8623-607/94
(H5N2)
1994 Pakistan* 3,2 juta ayam broiler dan
perbenihan broiler
A/ayam/Pakistan/447/95 (H7N3)
VIRUS PENYEBAB 3
1997 Hong Kong
(China)
1,4 juta ayam dan
sejumlah unggas
peliharaan
A/ayam/Hong Kong/220/97
(H5N1)
1997 New South
Wales (Australia)
128.000 benih ayam
broiler, 33.000 ayam
broiler,261 emu
A/ayam/New South Wales
/1651/97 (H7N4)
1997 Italia Sekitar 6.000 ayam,
kalkun, bebek, merpati,
merak, dan berbagai
unggas liar
A/ayam/Italia/330/97 (H5N2)
1992-
2000
Italia* 413 peternakan, sekitar
14 juta unggas
A/kalkun/Italia/99 (H7N1)
2002-
2005
Asia Tenggara* China, Hong Kong,
Indonesia, jepang,
Kampuchea, Laos,
Malaysia, Korea,
Thailand, Vietnam,
diperkirakan 150 juta
unggas
A/ayam/Asia Timur/2003-2005
(H5N1)
2002 Chile A/ayam/Chile/2002 (H7N3)
2003 Belanda* Belanda: 255
peternakan, 30 juta
unggas
Belgia: 8 peternakan, 3
juta unggas;
Jerman: 1 peternakan,
80.000 ayam broiler
A/ayam/Belanda/2003 (H7N7)
2004 Kanada (B.C.)* 53 kelompok, 17 juta
ayam
A/ayam/kanada-BC/2004
(H7N3)
2004 Amerika Serikat
(TX)
6.600 ayam broiler A/ayam/USA-TX/2004 (H5N2)
2004 Afrika Selatan 23.000 burung onta,
5000 ayam
A/burung onta/Afrika S/ 2004
(H5N2)
1Dimodifikasikan dari Capua dan Mutinelli, 2001
*Wabah dengan penjalaran yang cukup luas mengenai berbagai peternakan, mengakibatkan
kerugian ekonomi yang sangat besar. Sebagian besar wabah lainnya bersifat terbatas atau
tidak menjalar dari peternakan yang (dilaporkan) terkena..