Pada tahun 1980
Sulaiman terlibat penganiayaan seorang pengusaha dari Medan. Karena
diselimuti rasa takut dan berniat untuk menghilangkan jejaknya, Sulaiman
pun lari ke Jakarta dari Sumatera Utara. Sesampainya di Jakarta
Sulaiman bertemu dengan seorang gadis di gereja dan ia suka kepadanya.
Hubungan mereka semakin dekat dan mereka pun sepakat untuk membawa
hubungan tersebut ke dalam pernikahan yang resmi. Akan tetapi
keberuntungan tidak memihak kepada Sulaiman sejauh itu. Pihak keluarga
dari perempuan tidak setuju karena melihat latar belakang Sulaiman yang
tidak jelas.
Akibat
membawa lari kekasihnya dan tinggal di rumah seorang penatua gereja,
Sulaiman menerima surat panggilan dari pihak kepolisian. Ia dituduh
telah melanggar KUHP pasal 332. Yaitu tentang kawin lari. Sulaiman pun
disidang pada tahun 1983 dan harus mendekam selama 2 tahun di dalam sel
lembaga permasyarakatan kelas 1 Cipinang, Jakarta.
Bertemu Pinta Sesudah Dibebaskan Dari Penjara
Tepatnya
17 Agustus 1985, Sulaiman mendapat remisi tahanan dan ia bisa keluar
dari LP Cipinang dan pulang ke Medan. Saat itu ia bertekad untuk berubah
dan menjalani hidup yang benar. Beberapa hari setelah ia kembali ke
Medan, Sulaiman bertemu dengan seorang gadis muda dan cantik ketika ia
sedang bermain ke rumah pamannya. Namanya Pinta. Gadis itu adalah salah
satu anak kost yang tinggal di rumah pamannya.
Pertemuan
Sulaiman dengan Pinta ternyata menciptakan sebuah rasa ketertarikan
dalam diri mereka. Hari-hari selanjutnya Sulaiman gunakan untuk
melakukan pendekatan kepada Pinta. Cinta Sulaiman tidak bertepuk sebelah
tangan. Pinta menerima dirinya untuk menjalin hubungan kasih. Namun
sebelum hubungan mereka berlanjut ke jenjang pernikahan, Pinta sudah
hamil terlebih dulu akibat cara berpacaran mereka yang terlewat batas.
Pernikahan yang awalnya ditentang oleh orang tua pun akhirnya terpaksa
dilaksanakan. Mereka menikah di daerah Tanah Karo, kecamatan Munte dan
tinggal bersama orang tua Sulaiman.
Perjalanan Karir Sulaiman Menuju Puncak Keberhasilan
Sulaiman
bekerja sebagai seorang sopir angkot ketika ia baru menikah dengan
Pinta. Tidak pernah ia sangka bahwa wanita janda pemilik mobil angkotnya
ternyata menaruh hati kepada Sulaiman. Dengan keputusan bulat Sulaiman
meninggalkan pekerjaannya dan mencari pekerjaan yang lain. Ia
memberanikan diri membuka usaha bengkel sepeda motor dan tambal ban.
Pada waktu itu istrinya sedang mengandung anak mereka yang pertama.
Pada
tahun 1989 Sulaiman beserta istrinya pindah dari rumah orang tuanya dan
tinggal di sebuah rumah kontrakan. Sulaiman menutup usaha bengkelnya
karena ia mulai bekerja di sebuah hotel melati yang bernama Hotel Intan
di daerah Padang Bulan. Posisi yang ia pegang pun kian meningkat hingga
sampai ke posisi manager hotel.
Awal Perselingkuhan Terjadi
Pada
suatu hari, seorang karyawan hotel melapor kepada Sulaiman bahwa ada
seorang gadis yang tidak mau keluar dari kamar, padahal ia tidak
mempunyai uang lagi untuk membayar biaya sewa kamar hotel. Gadis berumur
18 tahun itu pun dibawa ke ruangan Sulaiman. "Dia ditinggal di hotel
bersama seorang pengusaha di Medan. Dia mengutarakan bahwa dia lari dari
rumah," cerita Sulaiman. Ia mengajak wanita itu pulang ke rumahnya.
Sesampainya di rumah, Sulaiman bercerita kepada istrinya bahwa gadis itu
adalah seorang anak yang hendak dijual oleh orang tuanya. Pinta pun
percaya dan setuju untuk memelihara anak itu sebagai anak angkat. Akan
tetapi tanpa sepengetahuan Pinta, Sulaiman berselingkuh dengan gadis
itu. "Jadi setiap kali saya hendak berhubungan intim, saya ajak
dia keluar. Dia itu pemuas nafsu saya yang sebenarnya," ujar Sulaiman.
"Istri saya juga cukup memuaskan, tetapi seperti makan daun ubi
kadang-kadang ingin makan daun kangkung juga."
Kecurigaan Pinta mulai timbul setelah beberapa bulan gadis itu tinggal di rumahnya. "Saat
mereka sedang ngobrol, tanpa sengaja saya lihat kakinya sedang main di
bawah meja. Tapi saya tidak berani menanyakannya kepada suami saya,"
ujar Pinta. Kecurigaan Pinta sudah berbulan-bulan ia pendam. Hingga pada
suatu hari Pinta mulai memberanikan diri bertanya kepada suaminya
mengenai gadis tersebut, namun perlakuan kasar yang ia terima. Sulaiman
menamparnya hingga ia terjatuh dan ketika Pinta hendak lari, Sulaiman
menjambak rambut Pinta sambil menyeretnya di bawah lantai. Padahal Pinta
tidak pernah diperlakukan seperti itu sebelumnya. Satu tahun
lamanya gadis itu tinggal bersama Pinta dan Sulaiman. Setelah itu
Sulaiman membawa gadis itu tinggal di rumah orang tuanya tanpa diketahui
oleh Pinta. Di sana hubungan perselingkuhan mereka semakin
menjadi-jadi.
Terlibat Dengan Pergaulan Malam
Tahun
1993 merupakan tahun kelimpahan dalam hidup Sulaiman. Ia sukses membuat
hotel yang dikelolanya mengeruk banyak keuntungan. Mulai dari mobil,
uang dan kartu nama untuk pemotongan 30% di seluruh diskotik di kota
Medan ia dapati. Namun kekayaan tersebut malah membuatnya hidup jauh
dari Tuhan. Hampir setiap malam Sulaiman keluar masuk diskotik, minum
minuman keras, mengonsumsi inex dan ganja. Kehidupan yang mewah ternyata
malah membuat efek buruk dalam diri Sulaiman. "Saya gampang emosi,
temperamen saya sangat tinggi. Saya selalu menyepelekan orang lain,
sombong dan pikiran saya hanya uang-uang dan uang saja," ujar Sulaiman.
"Sejak saya mengenal diskotik, saya jadi sering pulang malam dan dalam
keadaan mabuk. Kalau sudah begitu istri saya selalu menjadi sasaran
kemarahan saya." Sampai istrinya melahirkan anak yang kedua, perilaku
Sulaiman tidak juga berubah.
Menghamili Seorang Wanita Penyanyi Pub
Hampir
setiap malam ia membawa selingkuhannya keluar masuk diskotik. Hingga
pada suatu kali ia merenggut keperawanan seorang penyanyi pub. Bahkan ia
sampai hamil. Sulaiman pun menikahi wanita yang berbeda agama dengannya
di bawah tangan. Kebejatan Sulaiman tidak berhenti sampai di situ,
beberapa waktu kemudian Sulaiman kembali menjalin hubungan gelap dengan
seorang janda dan penyanyi pub. Penyanyi pub itu pun hamil dan meminta
pertanggung-jawaban Sulaiman. Tapi Sulaiman tidak mau bertanggung jawab.
Ia merasa bukan hanya dia teman pria wanita tersebut. Mereka pun
sepakat mengaborsi anak yang dikandungnya dan setelah itu si wanita
jatuh sakit.
Tanpa
perasaan - Sulaiman menyuruh Pinta untuk merawat wanita tersebut.
Mereka tinggal bersama, bahkan tidur seranjang bertiga di sebuah kamar
hotel tempat Sulaiman bekerja. "Sebenarnya bapak tidak mengancam
saya, saya saja yang takut. Karena di mobilnya sering ada parang, clurit
dan pisau," ujar Pinta. Karena tidak tahan dengan ancaman dari Sulaiman
dan wanita-wanita selingkuhan suaminya, Pinta pun lari ke gereja untuk
berdoa. Sulaiman mencari Pinta dan mengancam seluruh keluarga istrinya.
Tanpa dia ketahui bahwa Pinta sedang berada di gereja dan tinggal di
sana selama 2 hari. "Saya tahu dalam pemrosesan ini Tuhan sedang
melatih kesabaran saya. Sering kali menyakitkan, namun saya bilang sama
Tuhan, sekalipun ini menyakitkan, Tuhan, saya mau melewati ini semua.
Cuma beri saya kekuatan," ujar Pinta.
Menceraikan Istri Muda Demi Seorang Janda Kaya
Kehidupan
Sulaiman semakin hancur dan liar. Kini ia memiliki 2 istri dan masih
berselingkuh dengan seorang janda kaya. Janda inilah yang sering memberi
uang banyak kepada Sulaiman. Anak-anak dan istrinya ditelantarkan
begitu saja. Pada tahun 2000 Sulaiman menceraikan istri mudanya namun
tetap menjalin hubungan serius dan intim dengan si janda kaya. Menurut
Sulaiman janda itu banyak mendukung dan sangat perhatian kepadanya.
Pinta pun kembali ke kampung halamannya setelah kabur dan menginap di
rumah sahabatnya selama beberapa hari.
Sulaiman Sakit Parah
Memasuki
bulan Juni 2002 Sulaiman jatuh sakit dan ia langsung dilarikan ke rumah
sakit karena muntah darah. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata
penyakitnya cukup parah dan komplikasi sehingga ia harus lama dirawat.
Karena sering meminum minuman keras, keluar malam dan mengonsumsi
obat-obatan, kini tubuh Sulaiman harus menanggung akibatnya.
Mendengar
bahwa suaminya sakit parah, Pinta pun bergegas menuju ke rumah sakit
dan menjenguk Sulaiman. Namun kenyataan yang menyakitkan kembali ia
alami. "Di sana ada perempuan yang sedang merawat bapak, bahkan dia
merasa dialah istrinya yang sah," ujar Pinta. "Saya berusaha untuk sabar
meskipun hati saya terasa teriris pada waktu itu." Janda kaya itu
merawat Sulaiman dan membiayai semua biaya perawatan rumah sakit.
Setelah
pulang ke rumah - tubuh Sulaiman masih dalam kondisi lemah, sejak saat
itulah ia bergantung penuh pada obat. Sulaiman pulang dari rumah sakit
bersama si janda kaya. Karena paksaan dari saudara Sulaiman, Pinta yang
tadinya berniat untuk tidak mau menemui Sulaiman lagi akhirnya datang
menjenguk suaminya. Kembali ia melihat keberadaan si janda kaya di
samping tempat tidur Sulaiman. Dengan hati yang hancur ia memaksakan
diri untuk bisa berada di dekat Sulaiman pada waktu itu.
Kembali Masuk Ke Persekutuan Gereja
Karena
penyakitnya tak kunjung sembuh, Sulaiman mulai merasa takut akan
kematian. Ia teringat akan dosa-dosanya dan ia yakin bahwa jika nanti ia
mati pasti akan masuk ke dalam neraka. Sulaiman pun mulai membuka hati
untuk didoakan oleh Pinta. "Saya akan meninggalkan kebiasaan buruk saya
dan melayani Tuhan. Itulah komitmen saya kepada Tuhan," ujar Sulaiman.
Kesehatan Sulaiman mulai membaik seiring berjalannya waktu.
Tahun
2003 Sulaiman dibaptis dan mulai rajin datang ke gereja. Dua tahun
kemudian orang tuanya meninggal. Janda kaya itu datang lagi pada waktu
pemakaman. "Di situlah terakhir saya ketemu dengan dia," ujar Sulaiman.
"Saya tidak mau lagi berbagi hidup dengannya. Saya sudah lelah. Dan saya
putuskan saat itu juga bahwa tidak akan memberi kesempatan kepadanya
lagi. Saya ingin benar-benar ada di dalam Tuhan."
Sulaiman
mulai aktif melayani di GPDI Imamat Rajani. Dan jamahan Tuhan yang luar
biasa sangat ia rasakan ketika sedang mengikuti Champion Gathering. Di
sinilah Sulaiman benar-benar dipulihkan setelah ia didoakan oleh seorang
pendeta. Dia menyesali segala perbuatannya, dan pada sesi selanjutnya,
Sulaiman menyampaikan permohonan maafnya yang tulus kepada sang istri.
"Dia bilang, Ting, minta maaf yah... Itu adalah panggilan sayang dia
kepada saya," cerita Pinta sambil tersenyum bahagia. "Saya terharu
mendengar hal itu yang selama ini belum pernah dikatakannya kepada
saya."
Di
sana Pinta menangis dan dipeluk oleh Sulaiman. Ia juga mengampuni
perbuatan suaminya. Setelah itu mereka berdua melaksanakan peneguhan
nikah kembali. Dan itu membawa dampak kepada kehidupan keluarga mereka.
Sifat kasar Sulaiman sudah hilang sama sekali dan ia semakin mencintai
istri dan anak-anaknya. "Saat ini saya benar-benar merasa bersyukur
kepada Tuhan Yesus. Keluarga yang saya miliki sekarang benar-benar
bahagia oleh karena pertolongan-Nya," ujar Sulaiman menutup
kesaksiannya.